SIBUK MEMAAFKAN, BUKAN SIBUK MENEBAR KEBENCIAN. STOP!!!
.
Maaf seolah harga mahal. Andai bisa dibeli tentu banyak yang menjual. Seperti rumah, banyak pula yang berlomba menawarkan rumah idaman. Rumah yang tak hanya menjadi tempat bernaung dari panas dan hujan. Lebih dari itu, rumah yang mampu memberikan ketenangan dan keteduhan bagi siapa pun yang tinggal. Hmm, ngomong-ngomong Anda sudah punya rumah belum? Atau masih ngontrak? Atau sudah punya rumah tapi nebeng mertua? Hehehe.....
.
Sobat Oh My Ahsana, memaafkan adalah kunci untuk membebaskan kebencian. Kok bisa ya? Yuk lihat alkisah yang menggugah dari Rasulullah SAW. Sikap dan kepribadian beliau sangat mulia. Dari beliau lahir hingga menapaki akhir kehidupan. Maka, kepada pribadi terbaik siapa lagi kita menyontoh dan memuliakannya, selain Rasulullah Muhammad SAW. Shollu ‘alaihi wasalam!
.
Ketika beliau pergi ke Thaif untuk berdakwah. Alih-alih berharap penduduk menerima dakwah beliau, tapi sikap kurang ajar justru ditunjukkan kepada kekasih Allah Subhanahu Wata’ala ini.
Mereka justru mencemooh bahkan menyuruh anak-anak kecil melempari Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang saat itu ditemani Zaid bin Haritsah.
Tentu saja hal itu menambah kesedihan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Di saat sulit seperti itu tiba-tiba datang Malaikat Jibril bersama malaikat penjaga gunung. Jibril berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.
“Sesungguhnya Allah telah mendengar apa yang dikatakan kaummu kepadamu dan penolakan mereka kepadamu.Dan Allah juga telah mengutus kepada malaikat penjaga gunung untuk melakukan apa saja yang engkau kehendaki!”. Maka Malaikat penjaga gunung pun berkata Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.,
“Wahai Muhammad, kalau engkau berkenan aku akan menimpakan Al-Akhbasain (dua gunung besar yang ada di Makkah, yaitu gunung Abu Qubais dan Gunung Al-Ahmar) kepada mereka.”
Tak disangka, jawaban Nabiullah Muhammad justru sebaliknya;
لَا بَلْ أَرْجُوْ أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ، وَلَا يُشْرِكُ ِبهِ شَيْئًا
“Tidak, bahkan aku berharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun juga.” [HR. Muslim]
Betapa besar kasih sayang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam kepada umatnya. Bayangkan jika yang menemani itu adalah kita, betapa sakit dan marahnya perasaaan Zaid bin Haritsah ketika Nabi dicerca dan dilempari batu oleh penduduk Thaif? Itulah gambaran sifat pemaafnya Rasulullah Shallallahu “Alaihi Wassallam, meski beliau disakiti dan dianiaya oleh umatnya sendiri.
====
Amalan Berat, Bukan Berarti Tak Kuat
Pemaaf adalah sifat yang sangat terpuji yang Allah sifatkan kepada hamba-hamba-Nya yang bertaqwa. Karena beratnya amalan ini, sehingga Allah Subhanahu Wata’ala mengutip secara khusus dalam Surat Ali Imron ayat 133-134;
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾ الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّـهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Sebagaimana yang pernah disinggung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bahwa manusia adalah tempat salah dan dosa. Memberi maaf orang atas kesalahan yang mungkin tidak disengajanya termasuk keutamaan tersendiri bagi orang yang tersakiti. Rasululllah bersabda,
ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Ada tiga golongan yang berani bersumpah untuknya, tidaklah berkurang harta karena shodaqoh, dan tidaklah menambah bagi seorang pemaaf melainkan kemulyaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR.Tirmidzi)
Rasulullah juga menjelaskan bahwa balasan bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain adalah Surga. Beliau bersabda dalam hadits Ibnu Abbas;
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يُنَادِي مُنَادٍ فَيَقُولُ : أَيْنَ الْعَافُونَ عَنِ النَّاسِ ؟ هَلُمُّوا إِلَى رَبِّكُمْ خُذُوا أُجُورَكُمْ ، وَحَقَّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِذَا عَفَا أَنْ يُدْخِلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ ” .
“Kelak pada hari kiamat, ada pemanggil yang menyeru, “Dimanakah orang-orang yang memaafkan orang lain? Kemarilah kepada Rabb kalian dan ambillah pahala kalian!” Dan wajib bagi setiap muslim bila suka memaafkan maka Allah masukkan dia ke dalam Surganya.”
====
Subhanallah, Ahsana Property Syariah sebagai pengembang rumah syariah di Indonesia tak lupa meminta maaf kepada semua user dan orang-orang yang pernah berinteraksi. Semoga Allah mengampuni dosa kita semua dan menatap kehidupan ke depan dengan penuh optimis.
Yang sudah tinggal di kawasan proyek Ahsana Property kami doakan semoga menjadi rumah yang berkah. Bagi yang sudah berniat membeli rumah syariah di Ahsana, kami doakan dimudahkan finansialnya dan urusannya. Bagi yang berkeinginan tapi modal belum cukup, kami doakan agar Allah segera memberikan kelapangan rejeki untuk bisa segera membeli.
NB:
Ahsana properti syariah Grup (Pelopor Properti Syariah di Indonesia) yang telah memiliki banyak proyek di 3 Pulau, 5 Provinsi, dan 14 Kota kini hampir mencapai 30 Site/Proyek tersebar di seluruh Indonesia ( Tuban, Gresik, Mojokerto kota, Mojokerto Kab, Malang Kota, Malang Kab, Banjarbaru, Ngawi, Madiun Kota, Bekasi, Samarinda, Balikpapan, Kendari, Kediri, Jember, dan Kota-kota lainnya.)
.
Maaf seolah harga mahal. Andai bisa dibeli tentu banyak yang menjual. Seperti rumah, banyak pula yang berlomba menawarkan rumah idaman. Rumah yang tak hanya menjadi tempat bernaung dari panas dan hujan. Lebih dari itu, rumah yang mampu memberikan ketenangan dan keteduhan bagi siapa pun yang tinggal. Hmm, ngomong-ngomong Anda sudah punya rumah belum? Atau masih ngontrak? Atau sudah punya rumah tapi nebeng mertua? Hehehe.....
.
Sobat Oh My Ahsana, memaafkan adalah kunci untuk membebaskan kebencian. Kok bisa ya? Yuk lihat alkisah yang menggugah dari Rasulullah SAW. Sikap dan kepribadian beliau sangat mulia. Dari beliau lahir hingga menapaki akhir kehidupan. Maka, kepada pribadi terbaik siapa lagi kita menyontoh dan memuliakannya, selain Rasulullah Muhammad SAW. Shollu ‘alaihi wasalam!
.
Ketika beliau pergi ke Thaif untuk berdakwah. Alih-alih berharap penduduk menerima dakwah beliau, tapi sikap kurang ajar justru ditunjukkan kepada kekasih Allah Subhanahu Wata’ala ini.
Mereka justru mencemooh bahkan menyuruh anak-anak kecil melempari Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang saat itu ditemani Zaid bin Haritsah.
Tentu saja hal itu menambah kesedihan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Di saat sulit seperti itu tiba-tiba datang Malaikat Jibril bersama malaikat penjaga gunung. Jibril berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.
“Sesungguhnya Allah telah mendengar apa yang dikatakan kaummu kepadamu dan penolakan mereka kepadamu.Dan Allah juga telah mengutus kepada malaikat penjaga gunung untuk melakukan apa saja yang engkau kehendaki!”. Maka Malaikat penjaga gunung pun berkata Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.,
“Wahai Muhammad, kalau engkau berkenan aku akan menimpakan Al-Akhbasain (dua gunung besar yang ada di Makkah, yaitu gunung Abu Qubais dan Gunung Al-Ahmar) kepada mereka.”
Tak disangka, jawaban Nabiullah Muhammad justru sebaliknya;
لَا بَلْ أَرْجُوْ أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ، وَلَا يُشْرِكُ ِبهِ شَيْئًا
“Tidak, bahkan aku berharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun juga.” [HR. Muslim]
Betapa besar kasih sayang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam kepada umatnya. Bayangkan jika yang menemani itu adalah kita, betapa sakit dan marahnya perasaaan Zaid bin Haritsah ketika Nabi dicerca dan dilempari batu oleh penduduk Thaif? Itulah gambaran sifat pemaafnya Rasulullah Shallallahu “Alaihi Wassallam, meski beliau disakiti dan dianiaya oleh umatnya sendiri.
====
Amalan Berat, Bukan Berarti Tak Kuat
Pemaaf adalah sifat yang sangat terpuji yang Allah sifatkan kepada hamba-hamba-Nya yang bertaqwa. Karena beratnya amalan ini, sehingga Allah Subhanahu Wata’ala mengutip secara khusus dalam Surat Ali Imron ayat 133-134;
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾ الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّـهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Sebagaimana yang pernah disinggung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bahwa manusia adalah tempat salah dan dosa. Memberi maaf orang atas kesalahan yang mungkin tidak disengajanya termasuk keutamaan tersendiri bagi orang yang tersakiti. Rasululllah bersabda,
ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Ada tiga golongan yang berani bersumpah untuknya, tidaklah berkurang harta karena shodaqoh, dan tidaklah menambah bagi seorang pemaaf melainkan kemulyaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR.Tirmidzi)
Rasulullah juga menjelaskan bahwa balasan bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain adalah Surga. Beliau bersabda dalam hadits Ibnu Abbas;
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يُنَادِي مُنَادٍ فَيَقُولُ : أَيْنَ الْعَافُونَ عَنِ النَّاسِ ؟ هَلُمُّوا إِلَى رَبِّكُمْ خُذُوا أُجُورَكُمْ ، وَحَقَّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِذَا عَفَا أَنْ يُدْخِلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ ” .
“Kelak pada hari kiamat, ada pemanggil yang menyeru, “Dimanakah orang-orang yang memaafkan orang lain? Kemarilah kepada Rabb kalian dan ambillah pahala kalian!” Dan wajib bagi setiap muslim bila suka memaafkan maka Allah masukkan dia ke dalam Surganya.”
====
Subhanallah, Ahsana Property Syariah sebagai pengembang rumah syariah di Indonesia tak lupa meminta maaf kepada semua user dan orang-orang yang pernah berinteraksi. Semoga Allah mengampuni dosa kita semua dan menatap kehidupan ke depan dengan penuh optimis.
Yang sudah tinggal di kawasan proyek Ahsana Property kami doakan semoga menjadi rumah yang berkah. Bagi yang sudah berniat membeli rumah syariah di Ahsana, kami doakan dimudahkan finansialnya dan urusannya. Bagi yang berkeinginan tapi modal belum cukup, kami doakan agar Allah segera memberikan kelapangan rejeki untuk bisa segera membeli.
NB:
Ahsana properti syariah Grup (Pelopor Properti Syariah di Indonesia) yang telah memiliki banyak proyek di 3 Pulau, 5 Provinsi, dan 14 Kota kini hampir mencapai 30 Site/Proyek tersebar di seluruh Indonesia ( Tuban, Gresik, Mojokerto kota, Mojokerto Kab, Malang Kota, Malang Kab, Banjarbaru, Ngawi, Madiun Kota, Bekasi, Samarinda, Balikpapan, Kendari, Kediri, Jember, dan Kota-kota lainnya.)
Komentar
Posting Komentar